1. Bangun Pagi dan Salat Subuh Berjamaah
Kebiasaan para santri dimulai sebelum fajar menyingsing. Mereka bangun di waktu sepertiga malam terakhir atau beberapa saat sebelum adzan subuh berkumandang. Setelah itu, para santri bergerak menuju masjid untuk melaksanakan salat Subuh berjamaah. Salat ini bukan hanya kewajiban, tetapi juga sebagai momentum awal untuk membersihkan jiwa, menyiapkan diri menghadapi hari dengan penuh keberkahan.
Salat berjamaah menjadi salah satu pilar penting di pesantren. Selain mendekatkan diri kepada Allah, berjamaah juga mempererat ukhuwah di antara santri dan menumbuhkan rasa kebersamaan. Dalam suasana khusyuk dan hening, doa-doa dipanjatkan, memohon kelancaran aktivitas hari itu.
2. Mengaji Pagi: Memperkuat Spiritual
Selepas salat Subuh, kebiasaan para santri dilanjutkan dengan mengaji. Mereka akan membaca Al-Qur'an atau kitab-kitab kuning di bawah bimbingan ustaz atau kiai. Tradisi ini sangat dijaga di banyak pesantren, di mana setiap santri diharapkan mampu memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam secara mendalam.
Mengaji pagi hari tak hanya menjadi sarana meningkatkan ilmu agama, tapi juga sebagai bentuk latihan disiplin dan ketekunan. Dengan mengaji, para santri memulai hari mereka dengan penuh keberkahan dan ketenangan hati.
3. Kebersihan Diri dan Lingkungan
Setelah mengaji, para santri meluangkan waktu untuk membersihkan diri dan lingkungan sekitar. Mandi pagi adalah rutinitas penting untuk menjaga kebersihan diri, sementara membersihkan kamar, asrama, dan lingkungan pesantren adalah tanggung jawab bersama yang membentuk karakter disiplin dan cinta kebersihan.
Kegiatan bersih-bersih ini tidak hanya mengajarkan pentingnya kebersihan fisik, tapi juga menanamkan rasa tanggung jawab dan kepedulian terhadap lingkungan. Di banyak pesantren, ada jadwal piket harian di mana kelompok santri bergantian membersihkan masjid, ruang belajar, dan halaman pesantren.
4. Sarapan Bersama: Kesederhanaan yang Menyatukan
Selepas membersihkan diri dan lingkungan, para santri biasanya berkumpul untuk sarapan bersama. Menu sarapan di pesantren seringkali sederhana, seperti nasi dengan sayur, tempe, tahu, dan kadang-kadang telur. Kesederhanaan ini tidak mengurangi semangat para santri untuk memulai hari dengan tubuh yang bugar dan pikiran yang fokus.
Sarapan bersama juga menjadi momen penting untuk mempererat tali persaudaraan antar santri. Kebersamaan dalam kesederhanaan ini mengajarkan bahwa kebahagiaan tidak terletak pada kemewahan, melainkan pada rasa syukur dan kebersamaan yang tercipta.
5. Pengajian atau Pembelajaran Pagi
Setelah sarapan, kegiatan pagi dilanjutkan dengan pengajian atau pembelajaran di kelas. Para santri belajar berbagai mata pelajaran, baik ilmu agama seperti tafsir, hadis, dan fiqh, maupun ilmu umum seperti matematika, bahasa, dan sains. Pembelajaran ini berlangsung hingga menjelang waktu Dhuha.
Kedisiplinan dalam mengikuti jadwal pembelajaran menjadi salah satu aspek penting dalam pendidikan di pesantren. Dengan pengaturan waktu yang ketat, para santri terbiasa untuk menghargai waktu dan fokus pada tujuan belajar mereka.
6. Salat Dhuha dan Aktivitas Lanjutan
Menjelang pukul 09.00, kegiatan pagi biasanya diakhiri dengan salat Dhuha. Banyak santri yang terbiasa melaksanakan salat sunnah ini sebagai bentuk ibadah tambahan, memohon rezeki dan keberkahan sepanjang hari. Setelah salat Dhuha, beberapa santri melanjutkan aktivitas lain seperti hafalan, mengulang pelajaran, atau membantu di dapur dan kebun pesantren.
Penutup
Kebiasaan pagi para santri di pesantren mencerminkan kehidupan yang disiplin, penuh makna, dan sarat dengan nilai-nilai spiritual. Dari bangun pagi hingga salat Dhuha, setiap aktivitas dilakukan dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah dan membangun karakter yang tangguh. Di tengah kesederhanaan, kebersamaan, dan kerja keras, para santri menemukan kebahagiaan dalam menuntut ilmu dan menjaga nilai-nilai keislaman yang diajarkan di pesantren.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT