pencetus Hari Santri Nasional pertama kali


Selasa, 22 Oktober 2024 adalah momen khidmat peringatan Hari Santri Nasional yang bersejarah. Di tengah suasana penyambutannya yang bergembira, pernahkah detikers bertanya, siapa sejatinya pencetus Hari Santri?

Hari Santri Nasional alias HSN biasanya diperingati dengan agenda utama upacara. Selain itu, berbagai kegiatan lainnya yang relevan juga digelar, sebut saja selawat, doa bersama, maupun aneka perlombaan dan diskusi ilmiah.


Salah satu topik pembahasan yang tidak akan pernah membosankan untuk didiskusikan adalah sejarah Hari Santri. Pasalnya, di balik peringatannya yang secara kontinyu terus dirayakan, ada sejarah patriotis para santri.

Lantas, siapakah yang mencetuskan Hari Santri? Berikut ini pembahasan ringkasnya, mulai dari tokoh hingga tema peringatannya pada 2024. Pastikan untuk menyimak artikel ini sampai tuntas agar tak kelewatan satu informasi pun ya...

Tokoh Pencetus Hari Santri

Berbicara mengenai 'pencetus' Hari Santri Nasional, maka ratusan santri dari Pondok Pesantren Babussalam, Malang, Jawa Timur adalah pihak yang punya peran penting sebagaimana informasi dari laman NU Online. Usulan yang pada mulanya kontroversial ini tercetus pada 2014 silam kala kunjungan Joko Widodo.

Awalnya, tanggal yang diminta adalah 1 Muharram. Joko Widodo yang kala itu masih berstatus calon presiden pun memberikan komitmen untuk memperjuangkan 1 Muharram sebagai Hari Santri. Namun, dalam perkembangan selanjutnya, PBNU mengusulkan agar 22 Oktober lah yang dijadikan Hari Santri alih-alih 1 Muharram.


Pasalnya, 22 Oktober adalah momen bersejarah yang terkenal dengan adanya Resolusi Jihad besutan Kyai Haji Hasyim Asy'ari. Dalam perkembangan selanjutnya, usai berbagai perdebatan dan kontroversi, Presiden Joko Widodo menetapkan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional.


Ketetapan tersebut tercantum dalam Keputusan Presiden (Keppres) RI Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri. Dilihat dari keppres tersebut, ada tiga pertimbangan dalam penetapan Hari Santri 22 Oktober, yakni:


Ulama dan santri pondok pesantren punya peran besar dalam perjuangan merebut kemerdekaan Republik Indonesia dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta mengisi kemerdekaan.

Untuk mengenang, meneladani, dan melanjutkan peran ulama dan santri dalam membela dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta berkontribusi dalam pembangunan bangsa.

Tanggal 22 Oktober tersebut diperingati merujuk pada ditetapkannya seruan resolusi jihad pada 22 Oktober 1945 oleh para santri dan ulama pondok pesantren dari berbagai penjuru Indonesia yang mewajibkan setiap muslim untuk membela tanah air dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari serangan penjajah.

Dari sini, dapat dikatakan bahwasanya pencetus Hari Santri Nasional adalah para santri Pondok Pesantren Babussalam. Namun, dalam perkembangannya, pemilihan tanggal peringatan ini disesuaikan dengan sejarah Resolusi Jihad yang ditetapkan KH Hasyim Asy'ari dan ulama-ulama lainnya pada 22 Oktober 1945.


Sejarah Resolusi Jihad 22 Oktober 1945 yang Melatarbelakangi Hari Santri

Kembali disadur dari laman NU Online, belum genap dua bulan usai kemerdekaan RI, kondisi di Tanah Air semakin memanas. Hal ini disebabkan datangnya NICA (Netherlands Indies Civil Administration) yang membonceng pasukan sekutu.


Menanggapi eskalasi yang tak lama lagi akan pecah menjadi perang, pada 21 dan 22 Oktober 1945, wakil-wakil cabang Nahdlatul Ulama seluruh Jawa dan Madura berkumpul di Surabaya. Menurut informasi dalam buku Sejarah Perjuangan Kiai Haji Abdul Wahab oleh Tim Walikutub Saklusin, lokasi perkumpulan yang dipilih adalah kantor PBNU pertama di Jalan Bubutan VI/2 Surabaya. Sekarang, tempat tersebut telah menjadi kantor PCNU Surabaya.


Hasil diskusi membuahkan hasil, yakni Resolusi Jihad 22 Oktober 1945. Resolusi ini kemudian menjadi motivasi bagi para santri untuk berjuang mempertahankan RI. Hasilnya langsung kentara dalam pertempuran 10 November 1945 ketika banyak santri yang turut serta.


Adapun isi resolusi jihad tersebut adalah:


Bismillahirrahmanirrahim


Resolusi:

Rapat besar Wakil-Wakil Daerah (Konsul 2) Perhimpunan Nahdlatul Ulama seluruh Jawa-Madura pada tanggal 21-22 Oktober 1945 di Surabaya

Mendengar:

Bahwa di tiap-tiap daerah di seluruh Jawa-Madura ternyata betapa besarnya hasrat umat Islam dan Alim-Ulama di tempatnya masing-masing untuk mempertahankan dan menegakkan Agama, Kedaulatan Negara Republik Indonesia Merdeka.

Menimbang:

Bahwa untuk mempertahankan dan menegakkan Negara Republik Indonesia menurut hukum Agama Islam, termasuk sebagai satu kewajiban bagi tiap-tiap orang Islam.

Bahwa di Indonesia ini warga negaranya adalah sebagian besar terdiri dari Umat Islam.

Mengingat:

Bahwa pihak Belanda (NICA) dan Jepang yang datang dan berada di sini telah banyak sekali dijalankan kejahatan dan kekejaman yang mengganggu ketenteraman umum.

Bahwa semua yang dilakukan oleh mereka itu dengan maksud melanggar kedaulatan Negara Republik Indonesia dan Agama, dan ingin kembali menjajah di sini maka di beberapa tempat telah terjadi pertempuran yang mengorbankan seberapa banyak jiwa manusia.

Bahwa pertempuran 2 itu sebagian besar telah dilakukan oleh Umat Islam yang merasa wajib menurut hukum agamanya untuk mempertahankan Kemerdekaan Negara dan Agamanya.

Bahwa di dalam menghadapi sekalian kejadian 2 itu perlu mendapat perintah dan tuntunan nyata nyata dari Pemerintah Republik Indonesia yang sesuai dengan kejadian-kejadian tersebut.

Memutuskan:

Memohon dengan sangat kepada Pemerintah Republik Indonesia supaya menentukan suatu sikap dan tindakan yang nyata serta sebadan terhadap usaha-usaha yang akan membahayakan Kemerdekaan dan Agama dan Negara Indonesia, terutama terhadap pihak Belanda dan kaki-tangannya.

Supaya memerintahkan melanjutkan perjuangan bersifat "sabilillah" untuk tegaknya Negara Republik Indonesia Merdeka dan Agama Islam.

Surabaya, 22-10-1945


HB. NAHDLATUL ULAMA



Tanggal dikeluarkannya resolusi jihad inilah yang pada kemudian hari, dijadikan peringatan Hari Santri sebagaimana penjelasan dalam Keppres Nomor 22 Tahun 2015.


Makna Hari Santri

Diambil dari laman resmi MI Nor Rahman, Hari Santri bertujuan untuk mengingat dan meneladani peran santri dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Pasalnya, selain berperan untuk memelopori pendidikan agama dan moral, para santri juga bertugas membela Tanah Air.


Dengan demikian, HSN bermaksud untuk menyadarkan atau menggugah bangsa Indonesia untuk terus melanjutkan perjuangan para ulama dan santri secara kontinyu. Tentu saja, cara berjihadnya sudah berbeda, tak lagi memakai bambu runcing, melainkan dari segi intelektual dan sosial.


Tema Hari Santri 2024

Dikutip dari Surat Edaran Menteri Agama Republik Indonesia Nomor SE 04 Tahun 2024 tentang Panduan Pelaksanaan Peringatan Hari Santri 2024, tema yang diangkat tahun ini adalah 'Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan'.


Frasa 'Menyambung Juang' punya makna untuk terus melanjutkan semangat juang yang dipunyai para santri dan kyai terdahulu. Sementara itu, frasa 'Merengkuh Masa Depan' adalah ungkapan yang mengajak untuk secara bersama-sama, menuju kesejahteraan.


Apabila digabung, sebagaimana tertulis dalam surat edaran tersebut, tema Hari Santri 2024 adalah simbol perjuangan berkelanjutan para santri dalam merengkuh masa depan yang sejahtera, dengan semangat, keberanian, dan nilai-nilai luhur yang selalu dijaga dan diteruskan.


Lirik Mars Hari Santri dan Not Angkanya

Diambil dari kanal YouTube NU Online, lirik lagu Mars Hari Santri dan not angkanya adalah sebagai berikut:


1 2 3 3 4 3 2 1 1 2 2

22 Oktober 45


7, 1 2 2 3 4 3 5 4 3 3

Resolusi jihad panggilan jiwa


3 3 6 6 6 5 4 3 2 2 5

Santri dan ulama tetap setia


6 6 7 7 7 6 5# 6 7

Berkorban pertahankan Indonesia


1 2 3 3 4 3 2 1 1 2 2

Saat ini kita telah merdeka


7, 1 2 2 3 4 3 5 4 3 3

Mari teruskan perjuangan ulama


3 3 6 6 6 5 4 3 2 2 6

Berperan aktif dengan dasar Pancasila


6 6 7 7 7 6 5# 6 7

Nusantara tanggung jawab kita


3 3 3 1' 1' 1' 1' 1' 7 6 5 4

Hari santri, hari santri, hari santri


1' 1' 2' 7 7 7 1' 2' 7 5 4 3

Hari santri bukti cinta pada negeri


3 3 4 6 6 6 4 3 6 6

Ridho dan rahmat dari Ilahi


6 7 1' 7 6 5# 6 7

NKRI harga mati


3 3 3 1' 1' 1' 1' 1' 7 6 5 4

Ayo santri, ayo santri, ayo santri


1' 1' 2' 7 7 7 1' 2' 7 5 4 3

Ayo ngaji dan patuh pada kyai


3 3 4 6 6 6 4 3 6 6

Jayalah bangsa, jaya negara


6 7 1' 7 6 5# 7 6

Jayalah pesantren kita



1 2 3 3 4 3 2 1 1 2 2

Mari bersiap kita berangkat


7, 1 2 2 3 4 3 5 4 3 3

Ke pesantren dengan penuh semangat


3 3 6 6 6 5 4 3 2 2 6

Raih cita-cita luruskan niat


6 6 7 7 7 6 5# 6 7

Mengabdi untuk kemaslahatan umat


3 3 3 1' 1' 1' 1' 1' 7 6 5 4

Hari santri, hari santri, hari santri


1' 1' 2' 7 7 7 1' 2' 7 5 4 3

Hari santri bukti cinta pada negeri


3 3 4 6 6 6 4 3 6 6

Ridho dan rahmat dari Ilahi


6 7 1' 7 6 5# 6 7

NKRI harga mati


3 3 3 1' 1' 1' 1' 1' 7 6 5 4

Ayo santri, ayo santri, ayo santri


1' 1' 2' 7 7 7 1' 2' 7 5 4 3

Ayo ngaji dan patuh pada kyai


3 3 4 6 6 6 4 3 6 6

Jayalah bangsa, jaya negara


6 7 1' 7 6 7 5# 6

Jayalah pesantren kita


2' 1' 7 1' 2' 4' 3'

Jayalah bangsa negara


3' 2' 1' 7 1' 2' 7 1'

Jayalah indonesia


3' 2' 1' 7 3' 5' #6

Jayalah indonesia


Nah, itulah penjelasan lengkap mengenai tokoh, sejarah, makna, dan tema Hari Santri 2024. Semoga pembahasannya bermanfaat. Selamat Hari Santri 2024!


ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

|
Tinggalkan Komentera sini...
Terima kasih Komentarnya
Lebih baru Lebih lama