Pelajaran tentang Iman dan Keteguhan


Dalam sejarah para nabi, kisah tentang keluarga mereka menjadi salah satu pelajaran penting bagi kita semua. Dua kisah yang memberikan pelajaran mendalam adalah kisah anak Nabi Nuh AS yang durhaka dan kisah istri Nabi Luth AS yang berkhianat. Kedua kisah ini mengajarkan tentang pentingnya iman, ketaatan kepada Allah, dan bahaya dari berpaling dari jalan yang benar, bahkan ketika seseorang berasal dari keluarga nabi sekalipun.

Kisah Anak Nabi Nuh AS: Kan’an yang Menolak Keselamatan

Nabi Nuh AS dikenal sebagai salah satu nabi yang sangat sabar dalam menghadapi kaumnya yang durhaka. Selama bertahun-tahun, beliau menyeru kaumnya untuk kembali kepada Allah, tetapi hanya sedikit yang mengikuti ajarannya. Di antara mereka yang menolak adalah anak kandungnya sendiri, Kan’an (dalam beberapa riwayat disebut Yam).

Seruan Nabi Nuh AS kepada Anaknya
Ketika Allah SWT memerintahkan Nabi Nuh AS untuk membangun sebuah bahtera sebagai persiapan menghadapi banjir besar, beliau melakukannya dengan penuh keyakinan, meskipun banyak orang, termasuk anaknya sendiri, mengejek dan menolak percaya. Setelah bahtera selesai, Allah SWT memerintahkan Nabi Nuh AS untuk membawa orang-orang yang beriman, serta sepasang dari setiap jenis hewan, masuk ke dalam bahtera.

Ketika air mulai naik dan banjir besar terjadi, Nabi Nuh AS melihat anaknya tidak ikut serta dalam bahtera. Dengan penuh kasih sayang, beliau memanggil anaknya:

"Wahai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah engkau berada bersama orang-orang kafir!" (QS. Hud: 42)

Namun, anak Nabi Nuh AS menolak nasihat ayahnya dan dengan sombong menjawab:

"Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat menghindarkan aku dari air bah!" (QS. Hud: 43)

Nabi Nuh AS kembali memperingatkan anaknya bahwa tidak ada yang bisa menyelamatkan dari azab Allah kecuali orang yang diberi rahmat oleh-Nya. Namun, anaknya tetap keras kepala dan akhirnya tenggelam bersama orang-orang yang ingkar.

Pelajaran dari Kisah Kan’an
Kisah ini memberikan pelajaran penting bahwa iman adalah anugerah yang harus dipelihara. Meskipun Kan’an adalah anak seorang nabi, ia memilih untuk tidak mengikuti jalan yang benar dan akhirnya binasa bersama kaum yang durhaka. Hal ini menunjukkan bahwa status keluarga atau kedekatan dengan orang saleh tidak akan menyelamatkan seseorang dari azab Allah jika ia sendiri tidak beriman dan taat.

Kisah Istri Nabi Luth AS: Pengkhianatan di Tengah Kegelapan

Nabi Luth AS diutus oleh Allah SWT untuk berdakwah kepada kaum Sodom yang tenggelam dalam dosa dan kemaksiatan, terutama perilaku homoseksual yang merajalela di kalangan mereka. Meski Nabi Luth AS adalah utusan Allah, salah satu anggota keluarganya, yaitu istrinya sendiri, justru memilih untuk berpihak kepada kaum yang durhaka.

Pengkhianatan Istri Nabi Luth AS
Istri Nabi Luth AS, meskipun hidup bersama seorang nabi, tidak beriman kepada ajaran yang dibawa oleh suaminya. Ia lebih memilih untuk mendukung perilaku dan kebiasaan buruk kaumnya. Dalam berbagai riwayat, disebutkan bahwa istri Nabi Luth AS sering membocorkan informasi kepada kaumnya setiap kali Nabi Luth AS kedatangan tamu, sehingga mereka bisa melakukan tindakan keji terhadap tamu tersebut.

Ketika para malaikat yang diutus Allah datang ke rumah Nabi Luth AS dalam wujud manusia, istri Nabi Luth AS segera memberi tahu kaumnya. Ia melakukan hal ini meskipun tahu bahwa suaminya adalah nabi yang sedang memperingatkan kaumnya tentang azab Allah.

Azab Allah bagi Istri Nabi Luth AS
Ketika akhirnya azab Allah datang dalam bentuk gempa bumi dan hujan batu, istri Nabi Luth AS juga termasuk dalam golongan yang binasa. Allah SWT memerintahkan Nabi Luth AS dan keluarganya untuk meninggalkan kota tersebut, tetapi istri Nabi Luth AS menolak dan tetap bersama kaum yang durhaka. Allah SWT berfirman:

"Maka Kami selamatkan dia (Luth) beserta keluarganya, kecuali istrinya; dia termasuk orang-orang yang tertinggal (di belakang)." (QS. Al-A'raf: 83)

Istri Nabi Luth AS pun binasa bersama kaumnya sebagai akibat dari pengkhianatan dan ketidakpercayaannya kepada Allah.

Pelajaran dari Kisah Istri Nabi Luth AS
Kisah ini menunjukkan bahwa kedekatan dengan seorang nabi atau orang saleh tidak akan bermanfaat jika seseorang tidak memiliki iman yang kuat. Pengkhianatan istri Nabi Luth AS terhadap suaminya dan terhadap Allah SWT menjadi peringatan bagi kita bahwa pilihan pribadi seseorang dalam hal iman adalah penentu nasibnya, bukan status atau hubungan keluarga.

Kesimpulan

Kisah anak Nabi Nuh AS dan istri Nabi Luth AS memberikan pelajaran yang sangat penting tentang arti iman dan ketaatan. Keduanya adalah contoh bahwa kedekatan fisik atau hubungan keluarga dengan seorang nabi tidak menjamin keselamatan seseorang dari azab Allah. Hanya dengan iman yang tulus dan ketaatan kepada perintah Allah SWT seseorang dapat selamat dari kehancuran. Mari kita jadikan kisah-kisah ini sebagai pengingat untuk selalu menjaga iman dan ketaatan kita kepada Allah SWT, agar kita tidak termasuk golongan yang durhaka.

|
Tinggalkan Komentera sini...
Terima kasih Komentarnya
Lebih baru Lebih lama