Kisah Anak Nabi Nuh AS: Kan’an yang Menolak Keselamatan
Nabi Nuh AS dikenal sebagai salah satu nabi yang sangat sabar dalam menghadapi kaumnya yang durhaka. Selama bertahun-tahun, beliau menyeru kaumnya untuk kembali kepada Allah, tetapi hanya sedikit yang mengikuti ajarannya. Di antara mereka yang menolak adalah anak kandungnya sendiri, Kan’an (dalam beberapa riwayat disebut Yam).
Ketika air mulai naik dan banjir besar terjadi, Nabi Nuh AS melihat anaknya tidak ikut serta dalam bahtera. Dengan penuh kasih sayang, beliau memanggil anaknya:
"Wahai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah engkau berada bersama orang-orang kafir!" (QS. Hud: 42)
Namun, anak Nabi Nuh AS menolak nasihat ayahnya dan dengan sombong menjawab:
"Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat menghindarkan aku dari air bah!" (QS. Hud: 43)
Nabi Nuh AS kembali memperingatkan anaknya bahwa tidak ada yang bisa menyelamatkan dari azab Allah kecuali orang yang diberi rahmat oleh-Nya. Namun, anaknya tetap keras kepala dan akhirnya tenggelam bersama orang-orang yang ingkar.
Kisah Istri Nabi Luth AS: Pengkhianatan di Tengah Kegelapan
Nabi Luth AS diutus oleh Allah SWT untuk berdakwah kepada kaum Sodom yang tenggelam dalam dosa dan kemaksiatan, terutama perilaku homoseksual yang merajalela di kalangan mereka. Meski Nabi Luth AS adalah utusan Allah, salah satu anggota keluarganya, yaitu istrinya sendiri, justru memilih untuk berpihak kepada kaum yang durhaka.
Ketika para malaikat yang diutus Allah datang ke rumah Nabi Luth AS dalam wujud manusia, istri Nabi Luth AS segera memberi tahu kaumnya. Ia melakukan hal ini meskipun tahu bahwa suaminya adalah nabi yang sedang memperingatkan kaumnya tentang azab Allah.
"Maka Kami selamatkan dia (Luth) beserta keluarganya, kecuali istrinya; dia termasuk orang-orang yang tertinggal (di belakang)." (QS. Al-A'raf: 83)
Istri Nabi Luth AS pun binasa bersama kaumnya sebagai akibat dari pengkhianatan dan ketidakpercayaannya kepada Allah.
Kesimpulan
Kisah anak Nabi Nuh AS dan istri Nabi Luth AS memberikan pelajaran yang sangat penting tentang arti iman dan ketaatan. Keduanya adalah contoh bahwa kedekatan fisik atau hubungan keluarga dengan seorang nabi tidak menjamin keselamatan seseorang dari azab Allah. Hanya dengan iman yang tulus dan ketaatan kepada perintah Allah SWT seseorang dapat selamat dari kehancuran. Mari kita jadikan kisah-kisah ini sebagai pengingat untuk selalu menjaga iman dan ketaatan kita kepada Allah SWT, agar kita tidak termasuk golongan yang durhaka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT