*) Oleh: Ubaidillah Ichsan, S. Pd,
“Sometimes we are hated without any clear reason, sometimes we are pushed into a corner without explanation, and sometimes we are slandered without any real evidence.”
(Adakalanya kita dibenci tanpa ada alasan yang jelas, adakalanya kita disudutkan tanpa penjelasan, dan ada kalanya kita difitnah tanpa bukti nyata)
Fitnah atau kabar bohong merupakan masalah yang semakin menjadi-jadi di era digital saat ini.
Fitnah bisa merusak reputasi, menciptakan ketidakpercayaan, dan bahkan bisa membahayakan keselamatan seseorang.
Masalah ini tidak hanya dilakukan oleh orang-orang di sekitar kita, tapi juga melalui media sosial dan aplikasi pesan instan.
Islam memberikan banyak peringatan tentang bahaya fitnah dan kebohongan. Salah satunya adalah dalam firman-Nya:
“(Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar. Dan mengapa kamu tidak berkata, diwaktu mendengar berita bohong itu: “Sekali-kali tidaklah pantas bagi kita memperkatakan ini, Maha Suci Engkau (Ya Tuhan kami), ini adalah dusta yang besar. “(QS. An-Nuur:15-16)
Ayat ini menunjukkan betapa beratnya ancaman bagi orang yang menyebar fitnah dan memfitnah.
Selain itu, Allah SWT juga mengingatkan sebelum menerima berita hendaknya lakukan tabayyun, kroscek atau carilah kejelesan terhadap berita-berita media.
Jangan terima mentah-mentah begitu saja. Apalagi media yang ada saat ini cuma cari tenar dan sensasi. Hal itu sebagaimana dalam firman-Nya:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”(QS. Al-Hujurat: 6)
Ibnu Katsir rahimahullah dalam Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim berkata, “Allah SWT memerintahkan untuk melakukan kroscek terhadap berita dari orang fasik. Karena boleh jadi berita yang tersebar adalah berita dusta atau keliru.”
Oleh karena itu, hendaknya kita menjadi orang yang berkepribadian mulia dengan menjaga perkataan kita dan tidak memfitnah orang lain.
Kita juga harus bijak dalam menggunakan media sosial dan aplikasi pesan instan dengan tidak mudah menyebarkan informasi yang belum tentu benar.
Semoga kita senantiasa dijauhkan dari fitnah dan kebohongan.
Semoga bermanfaat. (*)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT