Harmoni Jiwa


 *) Oleh: Masro’in Assafani, MA,

Harmoni dalam pandangan penulis ialah sebuah keserasian, keselarasan, keseimbangan, sesuatu yang ideal. Selanjutnya penulis kutip dari wikipedia sebagai berikut; Harmoni (dalam bahasa Yunani: harmonia, berarti terikat secara serasi/sesuai).[1]

Dalam bidang filsafat, harmoni adalah kerja sama antara berbagai faktor dengan sedemikian rupa hingga faktor-faktor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur. [1] Sebagai contoh, seharusnya terdapat harmoni antara jiwa jasad seseorang manusia, kalau tidak, maka belum tentu orang itu dapat disebut sebagai satu pribadi.[1]

Pada bidang musik, sejak abad pertengahan pengertian harmoni tidak mengikuti pengetian yang pernah ada sebelumnya, harmoni tidak lagi menekankan pada urutan bunyi dan nada yang serasi, tetapi keserasian nada secara bersamaan.[1] Singkatnya Harmoni adalah ketertiban alam dan prinsip/hukum alam semesta.

Jiwa dalam pandangan penulis adalah semua dari unsur yang dada dalam diri yang terbentuk attau yang diwujutkan oleh Tuhan. Sedangkan jiwa dalam wikipedia yaitu; Jiwa (berasal dari bahasa Sanskerta : jiva yang artinya “benih kehidupan”)

Dalam berbagai agama dan filsafat, jiwa adalah bagian yang bukan jasmaniah (immaterial) dari seseorang. Biasanya jiwa dipercaya mencakup pikiran dan kepribadian dan sinonim dengan roh, akal, atau awak diri.[1]

Di dalam teologi, jiwa dipercaya hidup terus setelah seseorang meninggal, dan sebagian agama mengajarkan bahwa Tuhan adalah pencipta jiwa. Di beberapa budaya, benda-benda mati dikatakan memiliki jiwa, kepercayaan ini disebut animisme.[2]

Penggunaan istilah jiwa dan roh sering kali sama, meskipun kata yang pertama lebih sering berhubungan dengan keduniaan dibandingkan kata yang kedua.[3] Jiwa dan psyche bisa juga digunakan secara sinonimous, meskipun psyche lebih berkonotasi fisik, sedangkan jiwa berhubungan dekat dengan metafisik dan agama.[4]

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata jiwa memiliki arti roh manusia (yang ada di di tubuh dan menyebabkan seseorang hidup atau nyawa. Jiwa juga diartikan sebagai seluruh kehidupan batin manusia (yang terjadi dari perasaan, pikiran, angan-angan, dan sebagainya).[5]

Jiwa manusia berbeda dengan jiwa makhluk yang lain seperti binatang, pohon, dan sebagainya. Jiwa manusia bagaikan alam semesta, atau alam semesta itu sendiri, yang tersembunyi di dalam tubuh manusia dan terus bergerak dan berotasi.[butuh rujukan] jiwa hanya lah sebuah nyawa yang dikendalikan oleh roh, Wikipedia.

 Pesan lembut Allah SWT kepada hamba-Nya:

وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـئًـا ۗ وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَ الْمَسٰكِيْنِ وَالْجَـارِ ذِى الْقُرْبٰى وَالْجَـارِ الْجُـنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَـنْۢبِ وَابْنِ السَّبِيْلِ ۙ وَمَا مَلَـكَتْ اَيْمَانُكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُوْرَا

“Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri,” (QS. An-Nisa’ 4: Ayat 36)

Kandungan Ayat

Harmoni Jiwa yang sangat indah:

1. Harmoni Ibadah; Sembahlah Allah dan janganlah mempersekutukan Allah.
mengandung ;

a. Ibadah hanya semata karna Allah
b. Meniadakan sembahan selain Allah

Ini merupakan pengakuan jiwa yang harus menjadi bangunan tauhid. Kalaulah tidak demikian maka amalan lainya berantakan.

2. Harmoni Penghormatan:

Berbuat baik kepada kedua orang tua. Ini adalah sikap yang harus terbentuk dan berkelindan dalam jiwa seorang anak manusia, karena makhluk lain tidak diperintahkan demikian. Maka manusia memiliki derajat karena akhlaknya kepada orang tuanya.

3. Harmoni Sosial Kekerabatan:

a. Kerabat Dekat
b. Anak-anak yatim
c. Orang-orang miskin
d. Tetangga dekat dan tetangga jauh
e. Teman sejawat
f. Ibnu sabil, dan
g. Hamba sahaya yang kamu miliki.

4. Pernyataan Allah terhadap dua orang yang tidak disukainya:

a. Orang-orang yang sombong dan,
b. Orang-orang Membanggakan diri.

Ayat ini akan membentuk harmoni jiwa yang rendah hati suka berbagi kepada sesama  Guna menuai maghfiroh dan rida-Nya.

Harapan

1. Semoga akidah kita kokoh
2. Semoga kita termasuk orang yang berbakti kepada kedua orang tua.
3. Semoga apabila berkelapangan rezeki kita termasuk orang yang dermawan
4. Semoga kita tidak termasuk orang yang sombong.
5. Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang rendah hati yang golongan orang-orang yang saleh. (*)

|
Tinggalkan Komentera sini...
Terima kasih Komentarnya
Lebih baru Lebih lama