Peringatan Hari Santri 2024, Santri Cilik Tumbuh Sejak Dini


Peringatan Hari Santri 2024 di Jombang semakin semarak dan penuh semangat. Tahun ini, antusiasme tidak hanya datang dari para santri dewasa dan remaja, tetapi juga dari para santri usia dini. Ratusan siswa RA (Raudhatul Athfal) dan TK Nahdlatul Ulama ikut merayakan hari bersejarah ini dengan penuh kegembiraan dan semangat di Kawasan Makam Gus Dur (KMGD) Tebuireng, Jombang, pada Senin (28/10/2024).

Memulai Hari dengan Apel Santri dan Parade Drumband

Suasana pagi di Tebuireng dipenuhi oleh wajah-wajah ceria para santri cilik yang bersiap memulai kegiatan. Pukul 06.00 WIB, apel santri dilaksanakan dengan khidmat sebagai awal dari serangkaian acara. Meski masih usia dini, mereka menunjukkan sikap disiplin dan semangat dalam mengikuti apel, sebuah gambaran kecil dari penanaman nilai kedisiplinan yang telah dikenalkan sejak dini dalam lingkungan pendidikan berbasis Nahdlatul Ulama.

Usai apel, suasana berubah riuh dengan parade drumband yang dibawakan oleh para guru. Musik penuh semangat mengiringi langkah-langkah kecil para santri yang bersiap memulai Kirab Santri. Momen kirab ini menjadi sorotan karena santri cilik bersama wali murid berarak dengan penuh antusiasme, mengenakan seragam serba putih dan sorban mini yang membuat mereka tampil menggemaskan. Kirab ini diadakan sebagai simbol perjalanan para santri dalam meneladani nilai-nilai akhlak dan semangat juang.

Kirab Santri untuk Menanamkan Cinta Tanah Air Sejak Usia Dini

Kirab Santri bukan hanya sekedar pawai jalan kaki, tetapi juga memiliki makna yang dalam. Tujuan dari kirab ini adalah memperkenalkan santri sejak dini pada rasa cinta tanah air dan kesadaran pentingnya memiliki semangat kebangsaan. “Sejak kecil, kita tanamkan nilai Hubbul Wathan Minal Iman, bahwa mencintai tanah air adalah bagian dari iman,” ungkap salah satu guru dalam sambutannya. Menurutnya, momen seperti ini penting untuk memberikan landasan keagamaan yang kuat bagi santri-santri muda, terutama dalam konteks pendidikan yang bernafaskan nilai-nilai Islam Nusantara.


Rasa cinta tanah air bukanlah konsep yang muncul begitu saja. Melalui kegiatan seperti kirab ini, santri diajak merasakan langsung suasana persatuan dan kebersamaan. Selain itu, dengan berkumpul di area bersejarah seperti Kawasan Makam Gus Dur, mereka secara tidak langsung juga diperkenalkan pada figur-figur besar yang memiliki peran penting dalam memperjuangkan agama dan bangsa. Tentu saja, figur Gus Dur sebagai salah satu ulama besar yang sangat dihormati, diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda dalam meneladani nilai-nilai luhur dan semangat juang.

Menumbuhkan Akhlak Santri melalui Peringatan Hari Santri

Lebih dari sekadar perayaan, peringatan Hari Santri menjadi sarana pendidikan karakter bagi anak-anak usia dini. Nilai-nilai akhlak yang merupakan karakter utama seorang santri, seperti toleransi, gotong royong, kemandirian, dan semangat berjuang, secara bertahap ditanamkan melalui acara ini. Dengan memperingati Hari Santri, para santri muda diajak untuk belajar menghayati nilai-nilai tersebut, sehingga nantinya dapat tumbuh menjadi pribadi yang berbudi pekerti luhur dan cinta tanah air.

Peringatan ini juga mengajarkan pentingnya menghormati perjuangan para ulama terdahulu. Salah satu guru menyampaikan, “Dengan diadakannya peringatan Hari Santri, kita mengenang semangat berjuang para ulama, dan diharapkan menjadi motivasi bagi anak-anak dalam menumbuhkan nilai akhlak santri. Semangat berjuang, toleransi, gotong royong, kemandirian, dan cinta tanah air adalah warisan yang harus kita jaga.”

Peran Orang Tua dalam Pendidikan Karakter Sejak Dini

Antusiasme para wali murid yang turut hadir dalam kirab juga menunjukkan bahwa pendidikan karakter bukan hanya tanggung jawab sekolah, tetapi juga peran penting keluarga. Keikutsertaan mereka dalam kirab adalah bentuk dukungan dan rasa bangga terhadap proses pendidikan yang ditempuh oleh anak-anak mereka. Orang tua yang hadir terlihat berbaur dengan para santri cilik, membentuk barisan yang penuh kebersamaan dan kehangatan. Hal ini menggambarkan betapa eratnya hubungan antara sekolah, anak, dan orang tua dalam membentuk karakter dan semangat kebangsaan.

Dengan keterlibatan orang tua, nilai-nilai yang ditanamkan di sekolah akan semakin kokoh. Mereka adalah bagian penting dalam proses pendidikan karakter yang terus berlangsung, baik di lingkungan keluarga maupun di sekolah.

Mengukir Harapan di Masa Depan

Hari Santri bukan hanya sekadar peringatan bagi masyarakat Nahdlatul Ulama, tetapi juga momen untuk memperkuat karakter generasi penerus. Melalui peringatan Hari Santri, anak-anak diperkenalkan pada konsep cinta tanah air, gotong royong, dan kebersamaan dalam lingkup agama dan kebangsaan. Di masa mendatang, diharapkan mereka dapat menjadi sosok yang mencintai negara, menghargai keberagaman, serta berjiwa mandiri dan penuh toleransi.

Semangat yang terpancar dari wajah santri cilik yang mengikuti kirab ini adalah harapan akan masa depan yang cerah. Santri yang tumbuh dengan nilai-nilai luhur sejak dini berpotensi besar untuk menjadi generasi penerus yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki kepribadian yang kokoh.

Perjalanan mereka masih panjang, namun langkah kecil yang mereka ambil hari ini adalah fondasi bagi mereka untuk tumbuh menjadi santri-santri sejati yang akan membawa kemajuan bagi bangsa dan agama. Peringatan Hari Santri di Jombang tahun ini bukan sekadar perayaan, tetapi menjadi titik tolak dalam mengukir masa depan generasi yang berakhlak mulia dan penuh semangat kebangsaan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

|
Tinggalkan Komentera sini...
Terima kasih Komentarnya
Lebih baru Lebih lama