Surat Pendek dalam Shalat Subuh


Surat-surat pendek seperti Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas merupakan bagian dari surat-surat penting dalam Al-Qur'an yang sering dibaca oleh umat Islam, baik dalam aktivitas sehari-hari maupun dalam ibadah shalat. Namun, terdapat pandangan yang berkembang di kalangan ulama terkait kebiasaan membaca surat-surat pendek ini dalam shalat, khususnya shalat Subuh. Ada pandangan yang menyatakan bahwa tidak dianjurkan untuk membaca surat-surat pendek tersebut dalam shalat Subuh, baik pada rakaat pertama maupun kedua. Artikel ini akan mengulas alasan di balik pandangan ini, serta menjelaskan hukumnya.

Dalil Keutamaan Shalat Subuh

Shalat Subuh memiliki keutamaan yang sangat besar dalam Islam. Sebagaimana yang diriwayatkan dalam banyak hadits, shalat ini menjadi penentu keberuntungan di dunia dan akhirat. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Barangsiapa yang melaksanakan shalat Subuh maka ia berada dalam jaminan Allah...”
(HR. Muslim no. 657)

Dalam praktiknya, Rasulullah ﷺ dikenal membaca surat yang panjang dalam shalat Subuh, seperti Al-Baqarah dan An-Nisa pada rakaat pertama dan kedua. Ini menunjukkan anjuran untuk membaca surat yang lebih panjang dalam shalat Subuh, bukan surat-surat pendek seperti Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas.

Hukum Membaca Surat-Surat Pendek dalam Shalat Subuh

Pada dasarnya, tidak ada larangan tegas dalam Al-Qur'an maupun hadits yang mengharamkan atau membatalkan shalat jika seseorang membaca surat-surat pendek dalam shalat Subuh. Akan tetapi, anjuran para ulama untuk membaca surat yang panjang berakar pada sunnah Nabi ﷺ, di mana beliau secara rutin membaca surat panjang dalam shalat Subuh, terutama pada rakaat pertama.

Pandangan ini didasarkan pada pentingnya menjaga tatanan dan keutamaan shalat Subuh, yang memiliki durasi lebih panjang dibanding shalat lainnya. Surat-surat panjang dianggap lebih sesuai dengan semangat shalat Subuh yang merupakan shalat fajar, di mana umat Islam diajak untuk memperbanyak ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah pada waktu yang penuh berkah ini.

Namun, membaca surat pendek tidak membatalkan shalat, karena yang lebih penting adalah pemenuhan rukun-rukun shalat. Jika seorang muslim membaca surat pendek dalam shalat Subuh, shalatnya tetap sah, meskipun mungkin kurang memenuhi keutamaan yang dianjurkan.

Hikmah dan Manfaat Membaca Surat Panjang

Ada beberapa hikmah yang bisa diambil dari kebiasaan membaca surat panjang dalam shalat Subuh, antara lain:

  1. Meningkatkan Kualitas Khusyuk: Membaca surat yang lebih panjang membutuhkan konsentrasi dan kekhusyukan yang lebih tinggi. Ini bisa membantu memperbaiki kualitas shalat.

  2. Memperbanyak Pahala: Karena shalat Subuh memiliki keutamaan yang besar, maka memperpanjang bacaan surat bisa menjadi cara untuk menambah pahala.

  3. Mengikuti Sunnah Nabi: Membaca surat panjang dalam shalat Subuh mengikuti kebiasaan yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ, yang selalu mencontohkan bacaan surat yang lebih panjang dalam shalat fardhu, terutama Subuh.

Kesimpulan

Membaca surat-surat pendek seperti Al-Ikhlas, Al-Falaq, atau An-Nas dalam shalat Subuh, baik pada rakaat pertama maupun kedua, tidak membatalkan shalat. Namun, berdasarkan sunnah Nabi ﷺ, dianjurkan untuk membaca surat yang lebih panjang dalam shalat Subuh, guna meraih keutamaan yang lebih besar dan meningkatkan kualitas ibadah. Setiap muslim dianjurkan untuk berusaha semaksimal mungkin dalam menjalankan ibadahnya sesuai tuntunan yang telah dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ, tetapi pada saat yang sama, shalat tetap sah dan diterima selama syarat dan rukunnya terpenuhi.

Dasar Pandangan

Pandangan ini sebenarnya bukan berarti bahwa membaca surat-surat pendek tersebut dalam shalat Subuh membuat shalat menjadi tidak sah, melainkan lebih pada masalah keutamaan dan adab dalam melaksanakan ibadah. Dalam beberapa riwayat, Rasulullah SAW dianjurkan membaca surat-surat tertentu dalam shalat Subuh, khususnya pada rakaat pertama.

Beberapa surat yang dianjurkan untuk dibaca pada shalat Subuh di antaranya adalah surat As-Sajdah dan Al-Insan. Hal ini berdasarkan riwayat yang menyatakan bahwa Rasulullah sering membaca dua surat tersebut pada shalat Subuh di hari Jumat. Membaca surat-surat panjang seperti itu memberi makna spiritual yang lebih mendalam, mengingat waktu Subuh adalah waktu yang sangat istimewa dalam Islam.

Namun demikian, ulama juga menyepakati bahwa membaca surat-surat pendek seperti Al-Ikhlas, An-Nas, atau Al-Falaq tidak membuat shalat Subuh tidak sah. Yang ditekankan di sini adalah keutamaan dan kesunnahan, bukan soal sah atau tidaknya ibadah. Surat-surat pendek ini memiliki keutamaan tersendiri, namun dianjurkan untuk dibaca pada waktu dan kesempatan yang lebih sesuai, seperti dalam shalat sunnah, sebelum tidur, atau saat memohon perlindungan.

Hikmah di Balik Larangan Anjuran

Mengapa ada anjuran untuk tidak membaca surat-surat pendek dalam shalat Subuh? Salah satu hikmah yang bisa diambil adalah bahwa surat-surat pendek tersebut—karena mudah dihafal dan pendek—lebih sering dipilih oleh banyak orang saat shalat. Padahal, shalat Subuh adalah waktu yang sangat utama, sehingga dianjurkan untuk mengisinya dengan bacaan surat yang lebih panjang dan memberikan makna yang lebih luas dalam renungan dan tafakkur. Dengan membaca surat yang lebih panjang, seseorang diajak untuk lebih fokus dan mendalam dalam ibadahnya.

Surat yang Dianjurkan dalam Shalat Subuh

Sebagai alternatif, beberapa surat yang dianjurkan untuk dibaca dalam shalat Subuh antara lain:

  1. Surat As-Sajdah (32): Memiliki kandungan mengenai kebesaran Allah dan penciptaan manusia, serta janji-janji Allah untuk hamba-Nya yang taat.
  2. Surat Al-Insan (76): Membahas mengenai sifat-sifat manusia dan balasan yang disiapkan Allah bagi hamba-Nya yang sabar dan beriman.
  3. Surat Al-Ghasyiyah (88): Menggambarkan hari kiamat dan nasib orang-orang yang beriman serta orang-orang yang kafir.

Kesimpulan

Membaca surat-surat pendek seperti Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas dalam shalat Subuh tidaklah dilarang dan tidak membuat shalat menjadi tidak sah. Namun, ada anjuran untuk membaca surat yang lebih panjang dan kaya akan makna, terutama pada waktu shalat Subuh. Tujuannya adalah agar ibadah kita lebih khusyuk, fokus, dan memperdalam perenungan kita terhadap kebesaran Allah SWT.

Setiap surat dalam Al-Qur’an memiliki keutamaan, dan memahami kapan waktu yang tepat untuk membacanya adalah bagian dari adab dalam beribadah. Semoga dengan memahami hal ini, kita bisa lebih memperbaiki kualitas shalat kita dan meraih pahala serta ridha Allah SWT.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

|
Tinggalkan Komentera sini...
Terima kasih Komentarnya
Lebih baru Lebih lama