Kita Teringat Akan Keindahan Ukhuwah


Dalam kehidupan sehari-hari, saling sapa tampak sebagai hal sederhana yang kerap dilakukan tanpa terlalu banyak berpikir. Namun, dalam pandangan Islam, budaya saling menyapa mengandung makna yang dalam dan bernilai sebagai bentuk penghormatan, mempererat ukhuwah (persaudaraan), serta mengingatkan kita akan pentingnya hubungan sesama manusia dan Allah SWT. Mari kita renungkan pentingnya saling sapa dalam perspektif Islam.

1. Menghidupkan Sunnah: Menyapa dengan Salam

Dalam Islam, menyapa orang lain, terutama sesama Muslim, sangat dianjurkan. Rasulullah SAW bersabda:

"Kalian tidak akan masuk surga hingga kalian beriman, dan kalian tidak beriman hingga kalian saling mencintai. Maukah aku tunjukkan sesuatu yang jika kalian lakukan akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian." (HR. Muslim)

Ucapan "Assalamu’alaikum" bukan hanya sekadar sapaan biasa. Kata tersebut memiliki makna mendalam: "Semoga keselamatan, rahmat, dan berkah Allah terlimpah atasmu." Dengan menyapa orang lain menggunakan salam, kita tidak hanya mendoakan keselamatan mereka, tetapi juga menyebarkan kedamaian dalam hubungan sesama.

Salam juga merupakan bentuk ibadah dan sunnah yang dianjurkan. Rasulullah SAW mengajarkan bahwa menyebarkan salam akan menumbuhkan rasa cinta di antara umat Islam, yang pada gilirannya memperkuat tali ukhuwah.

2. Saling Sapa: Mengingatkan Kita Akan Persaudaraan

Ketika kita saling menyapa, kita diingatkan bahwa setiap Muslim adalah saudara. Al-Qur’an menegaskan bahwa kita semua berasal dari satu asal yang sama:

"Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat." (QS. Al-Hujurat: 10)

Dengan sapaan sederhana, kita teringat bahwa kita memiliki kewajiban untuk menjaga dan mempererat hubungan persaudaraan. Rasulullah SAW juga menekankan pentingnya ukhuwah ini dengan menyatakan bahwa seorang Muslim harus peduli terhadap saudaranya sebagaimana dia peduli terhadap dirinya sendiri. Saling menyapa menjadi pintu masuk untuk menunjukkan perhatian dan kepedulian terhadap sesama.

3. Menghapus Permusuhan dan Menumbuhkan Kedekatan

Saling sapa dalam Islam juga memiliki kekuatan untuk menghapus rasa permusuhan dan memperbaiki hubungan yang retak. Terkadang, hubungan antarmanusia bisa terganggu oleh kesalahpahaman atau konflik kecil. Namun, sapaan yang tulus dapat menjadi awal dari pemulihan hubungan tersebut. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:

"Tidak halal bagi seorang Muslim untuk menjauhi saudaranya lebih dari tiga hari. Apabila mereka bertemu, maka yang lebih baik di antara keduanya adalah yang memulai salam." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini mengingatkan kita untuk tidak membiarkan rasa marah atau kebencian merusak hubungan dengan sesama Muslim. Sebaliknya, dengan memulai salam, kita menempatkan diri sebagai orang yang memaafkan dan berusaha memperbaiki hubungan. Salam menjadi pengingat bahwa perdamaian dan persaudaraan lebih penting daripada mempertahankan ego atau dendam.

4. Menghormati dan Merendahkan Hati

Saling menyapa juga merupakan bentuk penghormatan dan kerendahan hati. Dalam Islam, menghormati sesama manusia, terutama orang yang lebih tua, sangat dianjurkan. Dengan menyapa orang lain terlebih dahulu, kita menunjukkan bahwa kita menghargai keberadaan mereka dan tidak merasa lebih tinggi dari mereka.

Rasulullah SAW juga mengajarkan agar kita berlomba-lomba untuk menjadi orang pertama yang menyapa, karena hal ini adalah tanda ketawadhuan (kerendahan hati). Menyapa orang lain menunjukkan bahwa kita tidak sombong dan tidak menunggu orang lain untuk memulai. Sebaliknya, kita dengan penuh keikhlasan ingin menyebarkan kebaikan terlebih dahulu.

5. Saling Sapa sebagai Tanda Kasih Sayang

Sapaan yang tulus tidak hanya membawa kedamaian, tetapi juga memperlihatkan kasih sayang kita kepada sesama. Saling sapa menunjukkan perhatian kita terhadap kesejahteraan orang lain, meskipun itu hanya dalam bentuk doa singkat melalui salam. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:

"Sesungguhnya di antara tanda-tanda keimanan adalah seseorang menyebarkan salam kepada orang yang dikenalnya maupun yang tidak dikenalnya." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini menunjukkan bahwa menyapa bukan hanya untuk orang yang kita kenal saja, tetapi juga untuk orang yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari, bahkan yang belum pernah kita kenal. Menyebarkan salam tanpa membedakan status atau kedekatan menunjukkan kasih sayang universal yang dianjurkan dalam Islam.

6. Saling Sapa Mengingatkan Akan Allah SWT

Terakhir, setiap kali kita mengucapkan salam, kita sebenarnya sedang mengingat Allah SWT. Kata "Assalamu’alaikum" membawa pesan keselamatan yang berasal dari Allah, yang merupakan sumber segala kedamaian (As-Salam). Dengan saling menyapa, kita mengingatkan diri kita dan orang lain bahwa semua keselamatan dan perlindungan hanya datang dari-Nya.

Selain itu, sapaan juga mengingatkan kita akan pentingnya menjaga adab dalam berinteraksi. Islam mengajarkan kita untuk selalu berbicara dengan lembut, menjaga sopan santun, dan menghindari ucapan yang menyakiti hati orang lain. Sapaan menjadi cerminan dari akhlak mulia yang harus kita jaga sebagai seorang Muslim.

Kesimpulan

Dalam Islam, saling sapa bukanlah sekadar formalitas sosial, melainkan tindakan yang membawa banyak kebaikan. Dari mempererat ukhuwah, menghapus permusuhan, hingga menyebarkan kasih sayang dan kedamaian, sapaan yang sederhana seperti "Assalamu’alaikum" memiliki makna yang sangat dalam. Dengan saling menyapa, kita diingatkan bahwa kita adalah bagian dari satu umat, terikat oleh persaudaraan iman yang mengarahkan kita untuk selalu mengingat Allah SWT dan menjaga hubungan yang baik dengan sesama manusia.

Oleh karena itu, mari kita biasakan untuk menyapa satu sama lain dengan penuh keikhlasan dan cinta, sehingga ukhuwah di antara kita semakin erat dan hidup kita diberkahi oleh Allah SWT.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

|
Tinggalkan Komentera sini...
Terima kasih Komentarnya
Lebih baru Lebih lama