Menjadi lilin


Dalam perspektif kajian Islam, ungkapan "Menjadi lilin tidaklah mudah, karena untuk memberi cahaya, seseorang harus membakar dirinya dahulu" dapat dihubungkan dengan konsep pengorbanan, keikhlasan, dan memberi manfaat kepada sesama, yang merupakan nilai-nilai luhur dalam ajaran Islam.

1. Pengorbanan dalam Islam

Pengorbanan dalam Islam dianggap sebagai tindakan mulia yang dihargai oleh Allah SWT. Al-Qur'an dan hadits banyak menekankan pentingnya berkorban untuk orang lain, terutama dalam bentuk harta, waktu, dan tenaga, asalkan dilakukan dengan niat ikhlas karena Allah. Dalam Surah Al-Baqarah (2:261), Allah berfirman:

"Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui."

Pengorbanan, seperti halnya "lilin yang membakar dirinya sendiri," adalah bentuk kasih sayang dan kontribusi terhadap kesejahteraan umat. Seseorang yang berkorban untuk kebaikan, baik fisik, emosional, maupun spiritual, akan mendapatkan balasan dari Allah SWT.

2. Ikhlas dan Ridha

Tindakan "membakar diri" untuk memberi cahaya kepada orang lain dalam Islam sejalan dengan konsep ikhlas—melakukan amal kebaikan hanya karena Allah SWT, tanpa mengharapkan pujian atau imbalan duniawi. Pengorbanan yang dilakukan dengan ikhlas ini akan membawa pahala besar dan keridhaan Allah.

Rasulullah SAW bersabda:

"Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya, dan seseorang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang diniatkannya." (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam konteks ini, seseorang yang "menjadi lilin" dalam hidupnya, meski harus "terbakar" oleh kesulitan dan pengorbanan, akan mendapatkan balasan dari Allah jika dilakukan dengan niat yang tulus.

3. Manfaat untuk Sesama

Islam sangat mendorong umatnya untuk bermanfaat bagi orang lain. Nabi Muhammad SAW bersabda:

"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya." (HR. Ahmad)

Seperti lilin yang memberi cahaya kepada sekitarnya meskipun dirinya terbakar, seorang Muslim yang benar-benar mengikuti ajaran Islam harus berusaha memberikan manfaat kepada orang lain. Ini bisa berupa ilmu, waktu, dukungan, atau bahkan pengorbanan diri untuk kepentingan umat. Dalam hadits lain, Nabi SAW mengingatkan:

"Barangsiapa yang memudahkan urusan orang lain, maka Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat." (HR. Muslim)

4. Kesabaran dan Keteguhan dalam Pengorbanan

Menjadi lilin yang "membakar diri" dalam memberi cahaya juga membutuhkan kesabaran. Dalam Islam, kesabaran adalah salah satu sifat yang sangat dihargai. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Baqarah (2:153):

"Wahai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan dengan sabar dan shalat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar."

Orang yang bersabar dalam pengorbanannya, meskipun ia harus menahan rasa sakit atau kehilangan, akan selalu mendapatkan pertolongan dan keberkahan dari Allah. Pengorbanan yang disertai dengan kesabaran dan ikhlas akan menjadikan seseorang semakin dekat dengan Allah SWT.

5. Pengorbanan Rasulullah SAW

Contoh terbaik dari "lilin" dalam Islam adalah Rasulullah SAW. Beliau mengorbankan hidupnya demi umatnya, berdakwah tanpa henti meskipun ditolak, dihina, bahkan disakiti. Rasulullah SAW menjalani kehidupan penuh dengan pengorbanan untuk membawa cahaya Islam kepada seluruh umat manusia. Beliau pernah bersabda:

"Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia." (HR. Ahmad)

Akhlak mulia yang diajarkan oleh Rasulullah SAW adalah untuk berkorban demi kebaikan orang lain, seperti lilin yang memberikan cahaya bagi mereka yang berada di sekitarnya.

Kesimpulan

Dalam Islam, ungkapan "menjadi lilin" yang memberi cahaya melalui pengorbanan diri sejatinya mencerminkan semangat keikhlasan, kesabaran, dan manfaat kepada sesama. Pengorbanan tersebut tidaklah sia-sia jika dilakukan dengan niat yang benar, karena Allah menjanjikan balasan yang lebih besar baik di dunia maupun di akhirat. Seorang Muslim sejati adalah orang yang tidak hanya mementingkan dirinya sendiri, tetapi selalu berusaha memberikan cahaya kepada orang lain, meskipun ia harus menghadapi kesulitan dalam perjalanannya.

|
Tinggalkan Komentera sini...
Terima kasih Komentarnya
Lebih baru Lebih lama