Khutbah Jumat: Cara Mewaspadai Berita Bohong atau Hoaks

 


Khutbah I


ان الحمد لله الذى أرسل رسوله بالهدى ودين الحق ليظهره على الدين كله. أرسله بشيرا ونذيرا وداعيا الى الله باذنه وسراجا منيرا. أشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له. شهادة اعدها للقائه ذخرأ. واشهد ان محمدا عبده و رسوله. ارفع البرية قدرا. اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى أله وأصحابه وسلم تسليما كثيرا


  أما بعد. فياأيها الناس اتقوالله حق تقاته ولاتموتن الا وأنتم مسلمون. قال تعالي فى كتابه الكريم اعوذ بالله من الشيطان الرجيم بسم الله الرحمن الرحيم : يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِن جَآءَكُمۡ فَاسِقُۢ بِنَبَإٖ فَتَبَيَّنُوٓاْ أَن تُصِيبُواْ قَوۡمَۢا بِجَهَٰلَةٖ فَتُصۡبِحُواْ عَلَىٰ مَا فَعَلۡتُمۡ نَٰدِمِينَ 


Ma’asiral Muslimin rahimakumullah.


Sebagai konsekuensi tugas kekhalifahan kita di muka bumi/khalifatullah fil ardh, maka di satu sisi kita dituntut untuk menjaga kualitas keimanan dan ketundukan kita kepada Allah, di sisi yang lain kita juga dituntut untuk berinteraksi sosial yang baik dengan masyarakat dan mengajak masyarakat untuk selalu menjaga nilai-nilai ketuhanan yang diturunkan untuk menjaga kualitas dan stabilitas kenyamanan hamba-hambanya dalam berinteraksi sosial.


Jama’ah shalat Jumat rahimakumullah

Akhir-akhir ini kita diresahkan dengan berkembangnya berita-berita yang tidak jelas sumber dan kebenarannya. Berita-berita atau informasi yang cenderung bohong dan mengandung unsur fitnah kepada pihak tertentu yang akhirnya menjadikan kenyamanan kita dalam berinteraksi sosial menjadi terganggu.


Penyebaran informasi hoaks itu berkembang sangat kuat di ranah media sosial yang sekarang sudah menjadi bagian dari kehidupan kita. Kalau dulu informasi-informasi negatif dan fitnah itu berkembang dari mulut ke mulut dan menjadi perbincangan masyarakat pada wilayah teritorial tertentu, akan tetapi hari ini akibat perkembangan zaman dan teknologi, berita-berita dan informasi negatif itu menyebar lebih cepat dan menjangkau masyarakat yang lebih luas melalui media-media sosial. Maka kita sebagai orang yang beriman kepada Allah swt dituntut untuk bisa menyikapi dengan baik sebagaimana yang telah diatur oleh ajaran-ajaran agama kita. Hal ini juga untuk membentengi kualitas keimanan kita dengan menghindari perbuatan-perbuatan maksiat yang dilarang oleh Allah swt dengan menjaga sikap kita untuk selalu dalam kebaikan dan ketaatan kepada-Nya. Sabda Rasulullah saw:


   المُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ اْلمُسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَاجَرَ مَا نَهَى اللهُ عَنْهُ

 

Artinya: Orang Islam yang sebenarnya adalah orang yang orang-orang Muslim lainnya selamat dari kejahatan yang ditimbulkan oleh lisan dan tangannya. Dan orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan larangan Allah swt. (HR. Bukhari, Abu Dawud dan Nasa’i).


Jama’ah shalat Jumat rahimakumullah

Berbicara tentang berita bohong dan hoaks yang mengganggu ketenteraman dalam bermasyarakat, sebenarnya sudah pernah terjadi pada masa Rasulullah Saw. 


Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas ra, bahwa suatu ketika Al Walid bin Uqbah bin Abi Muaid diutus oleh Rasulullah untuk memungut pajak kepada kabilah bani Mustholiq. Mendengar ada utusan nabi yang diutus kepada mereka, maka kabilah bani Mustholiq itu bergembira dan ramai-ramai keluar kampung untuk menjemput utusan Rasulullah. Tetapi di tengah jalan sebelum utusan Rasulullah itu sampai di kampung kabilah bani Mustholiq, tiba-tiba utusan itu dicegat oleh seseorang dan diberitahu informasi bahwa kabilah bani Mustholiq telah murtad, mereka menolak dan tidak mau membayar zakat. Bahkan mereka berdemonstrasi mencegat kedatangan Al Walid utusan Rasulullah itu di depan perkampungan mereka. 


Mendengar berita seperti itu maka Al Walid kemudian kembali ke Madinah dan melaporkan kepada Rasulullah Saw. Kemudian Rasulullah marah dan menyiapkan pasukan untuk memerangi kabilah bani Mustholiq yang membangkang.


Dari sini bisa kita lihat, bagaimana efek dari berita dan informasi bohong yang berkembang dan dipercaya oleh masyarakat. Maka daya rusak informasi bohong atau berita hoaks itu sangat luar biasa dalam menghancurkan ketentraman masyarakat. 


Dalam lanjutan cerita di atas kemudian sebelum pasukan Rasulullah diberangkatkan menuju kampung kabilah bani Mustholiq, tiba-tiba ada utusan bani Mustholiq datang menemui Rasulullah dan menanyakan kenapa utusan Rasulullah tidak jadi datang ke kampung mereka untuk mengambil zakat. Padahal utusan itu sangat dinanti oleh mereka. 


Melihat kedatangan utusan bani Mustholiq kemudian Rasulullah tersadar bahwa ada informasi hoaks yang telah sampai kepada Rasulullah dan kaum Muslimin di Madinah tentang kabilah bani Mustholiq. Dengan kedatangan mereka pada waktu yang tepat akhirnya bisa menghindarkan mereka dari akibat buruk informasi sesat dan hoaks itu. Setelah peristiwa itu kemudian turunlah ayat 6 al-Hujurat :


يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِن جَآءَكُمۡ فَاسِقُۢ بِنَبَإٖ فَتَبَيَّنُوٓاْ أَن تُصِيبُواْ قَوۡمَۢا بِجَهَٰلَةٖ فَتُصۡبِحُواْ عَلَىٰ مَا فَعَلۡتُمۡ نَٰدِمِينَ ٦ 


“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”


Jama’ah shalat Jumat rahimakumullah
 
Belajar dari peristiwa di atas, maka perlu kita mewaspadai setiap berita dan informasi-informasi yang menjurus pada fitnah, atau berisi cacian kepada satu kelompok tertentu. Kita perlu mengkonfirmasi kebenaran berita itu atau bertabayyun. Karena jika tidak waspada dan langsung percaya, maka bisa jadi akan berakibat fatal, bahkan kedamaian di masyarakat pasti akan terganggu karena permusuhan di antara masyarakat niscaya akan terjadi yang semuanya akan kita sesali karena kita menjadi korban informasi negatif.


Dalam QS An Nur : 15 disebutkan bahwa penyebaran informasi bohong/hoaks itu melalui 3 cara :


Pertama, mereka menerima berita hoaks itu dari mulut ke mulut, kemudian memperbincangkannya dan dilanjutkan dengan ikut menyebar luaskan berita hoaks tersebut.


Kedua, mereka memperbincangkannya tanpa mengkonfirmasi kebenaran dan asal usul berita hoaks itu.


Ketiga, menganggap sepele berita hoaks itu seakan-akan tidak berarti baginya, padahal akibat berita hoaks yang menyebar luas itu sangat bahaya merusaknya.


Ayat tersebut berbunyi:


إِذۡ تَلَقَّوۡنَهُۥ بِأَلۡسِنَتِكُمۡ وَتَقُولُونَ بِأَفۡوَاهِكُم مَّا لَيۡسَ لَكُم بِهِۦ عِلۡمٞ وَتَحۡسَبُونَهُۥ هَيِّنٗا وَهُوَ عِندَ ٱللَّهِ عَظِيمٞ ١٥ 


“(Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar”


Jama’ah shalat Jumat rahimakumullah

Oleh karena itu, untuk menghadapi kondisi sekarang, apalagi tahun-tahun di mana kondisi politik negara sedang bersiap-siap menghadapi pemilu, akan terjadi kebebasan berekspresi dengan menyebarkan informasi yang bisa menimbulkan efek destruktif, maka kita sebagai orang yang beriman kepada Allah dan rasulnya, harus menjaga diri jangan sampai kita menjadi korban informasi-informasi hoaks/bohong yang kemudian kita mempercayainya dan timbul kebencian bahkan memerangi kelompok lain akibat percaya informasi hoaks tersebut. 


Untuk menghadapi informasi yang cenderung mengandung unsur fitnah, caci maki dan kebohongan itu, maka sebagai seorang Muslim yang perlu kita perhatikan adalah:


Pertama, siapa pembawa berita itu, apakah orang-orang yang kredibilitasnya tinggi dan layak untuk dipercaya, dengan demikian kita bisa bertabayyun dan kroscek kebenaran beritanya.


Kedua, kita tidak perlu ikut memperbincangkan informasi tersebut kalau sudah terindikasi kebohongannya, karena berita bohong yang terus menerus dibicarakan akan menjadi dipercaya oleh masyarakat.


Ketiga, kita tidak perlu menyebarkan informasi tersebut. Andai informasi itu benar, maka akan menimbulkan keresahan masyarakat, efek positifnya lebih sedikit dari efek negatif yang akan ditimbulkan. Apalagi kalao berita itu hoaks.


Keempat, jangan anggap ringan efek negatif dari informasi hoaks yang beredar di masyarakat. Karena efek negatifnya bisa di luar dugaan kita, seperti peperangaan yang terjadi di negara-negara timut tengah saat ini juga akibat dari tersebarnya informasi hoaks secara massif.


Hal ini Karena Allah SWT. telah berfirman dalam QS. An-Nur : 11 


إِنَّ ٱلَّذِينَ جَآءُو بِٱلۡإِفۡكِ عُصۡبَةٞ مِّنكُمۡۚ لَا تَحۡسَبُوهُ شَرّٗا لَّكُمۖ بَلۡ هُوَ خَيۡرٞ لَّكُمۡۚ لِكُلِّ ٱمۡرِيٕٖ مِّنۡهُم مَّا ٱكۡتَسَبَ مِنَ ٱلۡإِثۡمِۚ وَٱلَّذِي تَوَلَّىٰ كِبۡرَهُۥ مِنۡهُمۡ لَهُۥ عَذَابٌ عَظِيمٞ ١١ 


"Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar”


Jama’ah shalat Jumat rahimakumullah


Oleh karena itu kita perlu bijaksana dalam menghadapi kebebasan yang menimbulkan tersebarnya informasi-informasi hoaks yang tidak jelas sumber dan kebenarannya, khususnya yang tersebar di media-media sosial, agar kita menjadi hamba-hamba Allah dan umat Rasulullah yang baik. Umat Islam yang bisa menjaga lisan dan tangannya sehingga orang lain tidak menjadi korban kejahatan dari lisan dan tangan kita. 


إن احسن الكلام وابين النظام كلام الملك العلام. والله يقول وبقوله يهتدى المهتدون.اعوذ بالله من الشيطان الرجيم بسم الله الرحمن الرحيم : يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِن جَآءَكُمۡ فَاسِقُۢ بِنَبَإٖ فَتَبَيَّنُوٓاْ أَن تُصِيبُواْ قَوۡمَۢا بِجَهَٰلَةٖ فَتُصۡبِحُواْ عَلَىٰ مَا فَعَلۡتُمۡ نَٰدِمِينَ


بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذكْر ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ

 

*KH M Wafiyul Ahdi, Ketua Umum Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

|
Tinggalkan Komentera sini...
Terima kasih Komentarnya
Lebih baru Lebih lama