Tokoh yang pertama kali mengumpulkan Al-Qur'an dalam bentuk satu buku adalah Khalifah Abu Bakar as-Siddiq. Berikut adalah penjelasan tentang proses pengumpulan Al-Qur'an dan peran yang dimainkan oleh Abu Bakar as-Siddiq dan sahabat-sahabat lainnya:
1. Khalifah Abu Bakar as-Siddiq (R.A.)
- Latar Belakang: Setelah wafatnya Rasulullah Muhammad SAW pada tahun 632 M, banyak sahabat yang telah menghafal Al-Qur'an meninggal dalam pertempuran dan peristiwa lainnya. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan kehilangan bagian dari Al-Qur'an jika tidak ada upaya untuk mengumpulkannya.
- Inisiatif Pengumpulan: Khalifah Abu Bakar as-Siddiq menginisiasi pengumpulan Al-Qur'an menjadi satu buku setelah terjadi pertempuran Yamamah pada tahun 633 M, di mana banyak penghafal Al-Qur'an (hufaz) syahid. Untuk melestarikan Al-Qur'an dan mencegah kehilangan teks suci, Abu Bakar memerintahkan pengumpulan wahyu-wahyu Al-Qur'an.
- Komite Pengumpul: Abu Bakar menunjuk sahabat Zaid bin Thabit sebagai ketua komite untuk mengumpulkan dan menyusun Al-Qur'an. Zaid bin Thabit adalah salah satu penulis wahyu selama masa hidup Rasulullah SAW dan memiliki pengetahuan mendalam tentang teks Al-Qur'an.
2. Zaid bin Thabit (R.A.)
- Peran Utama: Zaid bin Thabit adalah tokoh kunci dalam proses pengumpulan Al-Qur'an. Dia memimpin tim untuk mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur'an yang telah ditulis di berbagai media (kulit, tulang, dan daun palem) serta dari hafalan para sahabat.
- Kepemimpinan dalam Pengumpulan: Di bawah kepemimpinan Zaid bin Thabit, komite ini memverifikasi dan menyusun ayat-ayat Al-Qur'an dalam satu mushaf. Proses ini melibatkan perbandingan antara naskah-naskah yang ada dan memeriksa kesaksian dari para sahabat yang menghafal ayat-ayat tersebut.
3. Khalifah Umar bin Khattab (R.A.) dan Hafsah (R.A.)
- Peran dalam Penyusunan: Setelah pengumpulan Al-Qur'an selesai di masa Abu Bakar, mushaf tersebut disimpan oleh Khalifah Umar bin Khattab dan kemudian diberikan kepada putrinya, Hafsah binti Umar. Hafsah adalah salah satu istri Nabi Muhammad SAW dan seorang hafizah Al-Qur'an.
- Pentingnya Mushaf Hafsah: Mushaf yang disimpan oleh Hafsah kemudian menjadi referensi untuk penyusunan mushaf-mushaf lainnya di masa khalifah-khalifah berikutnya, termasuk Khalifah Utsman bin Affan.
4. Khalifah Utsman bin Affan (R.A.)
- Penyebaran Mushaf: Pada masa pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan, terjadi perbedaan dalam bacaan Al-Qur'an di berbagai wilayah Islam. Untuk menyatukan bacaan dan memastikan standar yang konsisten, Utsman memerintahkan penyalinan mushaf Al-Qur'an yang telah dikumpulkan pada masa Abu Bakar dan menyalinnya ke dalam beberapa salinan.
- Distribusi Mushaf: Utsman kemudian mengirimkan salinan mushaf tersebut ke berbagai wilayah Islam dan membakar naskah-naskah yang tidak sesuai untuk menjaga keseragaman bacaan Al-Qur'an.
Dengan inisiatif dan kepemimpinan dari Khalifah Abu Bakar as-Siddiq, serta dukungan dan pengawasan dari sahabat-sahabat utama seperti Zaid bin Thabit, pengumpulan dan penyusunan Al-Qur'an menjadi satu mushaf terjaga dengan baik. Upaya ini memastikan bahwa Al-Qur'an dapat dilestarikan dan diteruskan dengan akurat kepada generasi berikutnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
|
Tinggalkan Komentera sini...